Ki Hajar
Dewantara mengatakan bahwa kebudayaan merupakan “buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam
dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai”.
Cita-cita
luhur bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat yang jelas termaktub dalam
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan penegasan harapan akan eksistensi bangsa dan
Negara di masa yang akan datang sebagai bangsa yang besar dan berjaya dalam
suasana alam kebangsaan yang merdeka, berprikemanusiaan dan prikeadilan yang
perlu termanifestasi dalam perkembangan paradigma dan tindakan setiap warga
negaranya. Bangsa yang besar tentunya harus memiliki peradaban kebudayaan yang
luhur sebagai alat pembangunan moralitas bangsa sehingga dapat di segani dan
disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia sebagai wujud penegasan
kedaulatan negara.
Kebudayaan merupakan benteng pertahanan warisan
peradaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dari pengaruh gerak zaman
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik dari dalam maupun luar
negeri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah kuatnya arus
globalisasi dan modernisasi justru mendepak degradasikan moralitas bangsa
hingga berdomain pada krisis
multidimensi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seperti himpitan
perekonomian, meningkatnya angka kriminalitas, membudayanya praktek korupsi
kolusi dan nepotisme, hilangnya rasa dan semangat nasionalisme serta dinamika
kehidupan global mainan kaum kolonialis modern yang senantiasa berupaya
melakukan ekspansi kekuasaan perekonomian dalam orientasi eksploitasi kekayaan
alam hingga kesuluruh penjuru dunia.
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki beraneka
ragam warisan budaya dari berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh penjuru
tanah air yang menjadi asalmuasal pancasila sebagai idiologi dan pandangan
hidup bangsa yang dalam realitasnya terus memudar terkikis seiring waktu. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya setiap warga negara mencerminkan
idiologi dan pandangan hidup dalam setiap gerak hidupnya dalam kehidupan sosial
bermasyarakat sehingga berefek pada peningkatan kualitas moral bangsa.
Degradasi moral bangsa sebagai akibat dari
hilangnya roh idiologi bangsa dan kuatnya arus globalisasi dan modernisasi
merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia yang sesegera mungkin diantisipasi dan
diatasi secara ektif oleh segenap elemen masyarakat, baik penyelengara negara
maupun masyarakat pada umumnya sebagai jawaban tantangan kehidupan terhadap
bumi persada nusantara yang menjadi tanah tumpah darah yang kaya akan limpahan
alam, anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Seni budaya daerah yang tersebar di seluruh persada nusantara merupakan
salah satu alat yang memiliki keluhuran daya guna mempertahankan kebesaran
bangunan peradaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang perlu di gali,
di revitalisasi dan di lestarikan secara aktif berkelanjutan dari masa kemasa
menuju pencapaian cita-cita bangsa yang terkandung luhur dalam empat pilar
kebangsaan dalam berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Menyadari dalam
kesadaran jalanan akan bangunan
kebudayaan sebagai benteng ketahanan dan pembentukan moralitas bangsa, maka
pemuda, pelajar dan mahasiswa yang terhimpun dalam Forum Komunikasi Pemuda
Pelajar Mahasiswa Boleng Tika Timu (FKPPM-BTT) Flores Timur - Makassar
menggagas sebuah kegiatan Pentas Seni Budaya NTT, sebagai langkah awal
penggalian dan pelestarian budaya bangsa.
Terimakasih untuk sharing postingnya ya min.
BalasHapusPostingannya sangat bermanfaat.
Oh ya, sekedar informasi aja nih. Bagi yang membutuhkan Sewa Misty Fan Jakarta untuk keperluan berbagai acara seperti pernikahan, ulang tahun, atau event lainnya bisa coba hubungi kami Arthur Teknik.
Salam Blogger.